Narativox.id – Idealnya, merencanakan keuangan keluarga harus dibahas dan disepakati sebelum kalian menikah. Berapa pemasukan suami dan istri, berapa persen kontribusi untuk biaya rumah. tangga, siapa yang membayar apa, sampai teknisnya.
Tapi kalau sampai sekarang keuangan keluarga masih belum berjalan lancar, it’s okay! Bisa segera mengubah dan memperbaiki pola pengaturan dengan menerapkan 3 prinsip ini.
1. Saling Terbuka
Berapapun pendapatan yang diterima dan pengeluaran yang digunakan (baik untuk pribadi maupun bersama), terbukalah terhadap pasangan. Dengan saling terbuka, kompromi dan kesepakatan terhadap alokasi anggaran pendapatan bisa berjalan lancar, memberikan rasa nyaman dan saling percaya.
Bukan cuma soal nominal gaji saja, informasikan juga jenis asuransi yang diikuti, bahkan besaran utang yang dimiliki.
2. Bagi Peran dan Tugas
Putuskan mengenai peran dan tugas masing-masing dalam mengelola keuangan bersama. Peran operasional meliputi mengatur cashflow, tabungan, dan dana darurat. Sedangkan peran strategis lebih memikirkan secara tepat dan terukur semua pengeluaran yang akan digunakan semaksimal mungkin untuk masa depan, seperti investasi, asuransi, dan dana pensiun.
Pastikan juga pembagian tugas untuk setiap alokasi dana, misalnya sang suami membiayai kebutuhan pokok, membayar asuransi, cicilan mobil dan rumah, sedangkan istri membayar uang sekolah dan kebutuhan liburan.
3. Rekening Oprasional Keluarga
Buat satu rekening khusus untuk operasional keluarga. Baik dari suami atau istri secara teratur akan mentransfer atau memasukkan penghasilan ke rekening tersebut. Jumlah yang diisi ke dalam rekening bersama secara rutin bisa dibicarakan terlebih dahulu melalui kesepakatan.
Uang di rekening itu kemudian bisa digunakan untuk membiayai kebutuhan rumah tangga. Siapa yang mengelola rekening itu bisa dikompromikan.
Supaya kondisi keuangan keluarga bisa tertata dengan baik dan nggak sering terjadi kebocoran, pastikan kalian mengelola keuangan keluarga dengan 3 prinsip tersebut.